A. Identitas Buku
Judul : #GegaraSKRIPSI (segalau-galaunya korban cinta, lebih galau korban skripsi)
Penulis : Talhah Lukman Ahmad (@talhahcyril30 [Twitter])
Penerbit : Media Pressindo
Kota terbit : Gejayan, Yogyakarta
Tahun terbit : 2012
Tebal : 172 hlm. (1 hlm. daftar isi, 165 hlm. isi, 1 hlm. profil penulis)
Ukuran : 11,5 × 18,5 cm
Warna kertas : Krem
Blurb-nya lucu, ya? Isinya juga lucu, lo.
B. Isi Buku
Buku ini menceritakan mengenai kisah nyata penulis setelah lulus SMA sampai kuliah di tiga tempat. Bukan barengan ya, melainkan satu-satu. Bukan juga S-1, S-2, dan S-3, melainkan D-1, S-1, dan D-3. Dari jurusan yang diminati sampai jurusan yang menurutnya keren, pokoknya beda-beda dan tidak saling berkaitan. Jurusan terakhir bikin penulis menyesal. Lulus, mengundurkan diri, ... bagaimana, ya, kondisi Talhah di kampus ke-3-nya?
1. Daftar Isi
2. Unsur Instrinsik
a. Tema: Perjuangan Hidup, Keluarga, Perjuangan sebagai Mahasiswa
b. Tokoh:
1) Talhah Lukman Ahmad
2) Ayah dan ibu Talhah
3) Paman Talhah
4) Teman-teman sekelas Talhah, terutama Savira & geng badboy
5) Dosen bahasa Inggris Talhah
6) Dosen MTK sekaligus kerabat Talhah
7) Elfa (gebetan Talhah)
8) Adik bimbingan Talhah dkk. & kakak tingkat
c. Setting:
1) Setting tempat: Bogor & Tasikmalaya
2) Setting waktu: 2008—2012
d. POV: POV 1 (gue-lo)
3. Cuplikan Buku
4. Kutipan Buku
"Nggak enaknya jatuh cinta sama temen deket adalah kita akan tiba-tiba ngerasa serba salah sama diri kita sendiri dan juga dia. Mau PDKT, kita bingung mau mulai dari mana, dan takutnya dia bisa nebak perubahan sikap kita. Ujung-ujungnya, boro-boro bisa ngegebet dia, yang ada dianya malah ngejauh karena ngerasa nggak nyaman sama kita." (hlm. 87—88)
"Jatuh cinta sama orang cantik pastinya cuma sesaat. Begitu ngeliat cewek lain yang lebih cantik, kita pasti langsung ganti haluan. Tapi jatuh cinta sama cewek cantik plus pinter, pasti bakalan lama banget nempelnya di pikiran. Bagi gue, cewek cantik dan pinter adalah perpaduan yang bener-bener nggak ada bandingannya." (hlm. 89)
"Apa yang terjadi di dunia ini sesungguhnya sudah digariskan oleh Tuhan. Lo terlahir jadi anak orang kaya, jadi orang ganteng, udah Tuhan gariskan sebelumnya, termasuk jadi seorang cowok atau cewek kamseupay, Tuhan juga mungkin sudah menggariskannya. Tapi gue yakin, dari itu semua, Tuhan juga sudah menggariskan hikmahnya. Hanya kadang kita nggak dapat mengiranya aja." (hlm. 94—95)
"Berdasarkan pengamatan gue yang udah hampir lima tahun kuliah, nggak lulus-lulus, dan udah tiga kali ganti kampus, karakter/jati diri sesungguhnya seorang mahasiswa/i bisa dilihat dari gimana cara dia berpakaian selama di kampus. Gue ngebaginya menjadi lima tipe." (hlm. 116)
"Dari dulu gue pengen banget bisa dianggap orang sebagai kutu buku. Pernah gue nyoba dandan ala kutu buku. Eh, bukannya dianggap sebagai orang pinter, gue malah diketawain. Gue malah dikira tukang las karbit. Sialan, kan? Tapi gue tetep berkeinginan masuk dalam golongan mahasiwa kutu buku." (hlm. 121)
"Gue kadang heran sama beberapa orang yang suka mencibir dandanan mereka yang dianggap sok agamislah, sok inilah, sok itulah. Buat gue, selama mereka masih pake pakaian yang pantes, kenapa harus dipermasalahkan? Toh itu hak mereka juga." (hlm. 125)
"Kalau wanita yang ke mana-mana pake baju tertutup, kalau udah dicibir/diomongin ini itu, pasti mereka juga kesinggung. Cuma mereka diem aja. Mereka simpen dalam hati, karena gue tahu mereka nggak mau 'mengotori' pakaian dan diri mereka dengan hal-hal yang nggak berguna." (hlm. 125—126)
"Jujur aja, gue suka banget sama cewek yang pake jilbab. Entah kenapa, kalau ngeliat cewek berjilbab, gue ngerasa kayak ada sesuatu yang terpancar dari wajahnya. Bikin gue ngerasa ngelayang di udara tanpa parasut." (hlm. 126)
"Nggak apa-apa mengidolakan atau mempelajari budaya bangsa lain. Tapi jangan sampai lupa identitas kita sesungguhnya, sebagai pemuda-pemudi Indonesia yang selalu siap berkorban demi bangsa dan negara ini. MERDEKA!" (hlm. 128)
"Cara satu-satunya yang harus kalian lakuin kalau ngeliat temen kalian lagi berduaan sama pacarnya adalah, ledekin dia habis-habisan. Lagian, kalau emang dia itu temen kalian, harusnya dia bisa ngerti gimana perasaan temennya sendiri kalau ngeliat dia pacaran." (hlm. 137)
"Daripada nanti lo akhirnya galau dan nelangsa kayak gue, mending nggak usah temenan sama cewek/cowok yang ganteng/cantik, karena kalau kalian nanti berteman, nggak ngejamin nggak bikin salah satu dari kalian suka. Kalau udah suka dan akhirnya cintanya nggak berbalas, akhirnya pasti persahabatan kalian berantakan." (hlm. 138)
"Gue adalah salah satu yang setuju dengan penghapusan UN. Selain karena hampir jadi korban nggak lulus UN, gue juga ngerasa nggak fair aja kalau 3 tahun kita belajar mati-matian, kelulusan cuma ditentuin dalam 3 hari." (hlm. 145)
"Dari dulu, gue nggak pernah suka sama tugas kelompok. Gue ngerasa tugas kelompok selalu bikin tugas yang seharusnya gampang menjadi susah. Tugas kelompok bikin kita menggantungkan diri pada orang lain. Dalam artian, nilai kita bakal tergantung temen sekelompok." (hlm. 147)
Kutipan lainnya saya unggah di Twitter saya, Poetree Malu (@14poetree).
C. Sinopsis Buku
Setelah lulus SMA, Talhah tidak punya niat untuk kuliah karena orang tuanya tidak mampu. Dia pun mencari kerja. Oleh karena tidak mendapatkan pekerjaan, ayahnya memintanya kuliah dan tidak perlu merasa khawatir dengan biayanya. Talhah pun kuliah D-1 jurusan Bahasa Inggris. Setelah lulus, dia mencari kerja lagi. Namun, lagi-lagi dia kesusahan mencari pekerjaan.
Oleh karena malas menganggur, dia kembali kuliah S-1 jurusan Manajemen Ekonomi, padahal nilai Ekonomi dan Akuntansinya waktu SMA sangat hancur. Akhirnya, dia mengundurkan diri. Setelah itu, dia mengalami tidak enaknya jadi pengangguran. Merasa malu dan cuma jadi beban orang tua, dia bekerja dengan pamannya di Tasikmalaya, pengalaman pertama merantau. Namun, karena pikirannya selalu di rumah dan kurang nyaman berada di kontrakan, beberapa bulan kemudian, dia pulang dan kuliah D-3. Kali ini pendaftaran dan biaya masuk kuliah memakai uangnya sendiri.
Saat hendak mengisi formulir pendaftaran, Talhah galau memilih jurusan. Akhirnya, dia memilih jurusan Komunikasi dengan konsentrasi Public Relation. Sesudah tahu apa itu Public Relation, laki-laki itu drop.
Awal masuk kuliah, semua mahasiswa jurusan Komunikasi dijadikan satu. Talhah jadi tahu bahwa beberapa teman sekelasnya nanti adalah tipe-tipe badboy. Suatu hari Tarjo (si pemimpin badboy) dkk. mengajaknya untuk sekelompok dengannya. Ketika presentasi, mereka seolah-olah yang membuat PPT-nya, padahal Talhah sendiri yang mengerjakannya. Sejak itu dia bertekad pindah konsentrasi jurusan.
Ternyata keputusan Talhah pindah adalah salah besar, salah satunya nanti dia bertemu geng badboy, kecuali Tarjo. Setelah curhat kepada pamannya, dia memutuskan untuk tidak pindah. Tiga bulan kemudian, ternyata Tarjo tidak seburuk yang dia kira.
Dari 19 teman sekelas, Talhah akan membuka aib-aib beberapa orang. Vira, perempuan tercantik dan pintar (terutama di bidang bahasa Inggris), memiliki satu persamaan dengan Talhah, dan gebetan pertama Talhah di kampus itu. J Ansade, ketua kelas (pengusul: hanya Tarjo) dan memilih Talhah dan Vira menjadi menteri pendidikan (petugas mading). Tarjo, merupakan mahasiswa tertua, the bigest badboy kampus. Dede, primadona angkatan, memiliki mata yang sesuatu sekali (katanya sendiri, mirip Rahma Azhari. Kata Talhah, mirip Depe [Dewi Persik]).
Saat pertemuan pertama, dosen Bahasa Inggris meminta Talhah dkk. untuk tidak main-main di kelasnya. Namun, 2 minggu kemudian, beliau mengajak mahasiswanya menonton film India. Semua bosan. Setelah filmnya habis, sang dosen mengancam akan memberikan nilai D jika minggu depan tidak mengerjakan tugas yang harusnya dikumpulkan hari ini. Seminggu kemudian, ternyata filmnya bagus. Saking bapernya aku, kupikir film itu beneran nggak bagus.
Alasan lain Talhah tidak mau masuk jurusan Komunikasi konsentrasi Manajemen Industri adalah Bu Kusuma. Mereka kerabat dan Bu Kusuma mengajar MTK. Talhah selalu menghindari pertemuannya dengan beliau. Namun, Bu Kusuma adalah sosok Wonder Woman-nya.
Pengalaman pertama Talhah mengikuti seminar, dia norak sekali. Pada pengalaman seminar ke-2, dia mengikutinya demi cinta, padahal sama sekali tidak berminat walau gratis. Perempuan itu adalah Elfa. Pengalaman seminar itu seru, bahkan saat Talhah pulang dari seminar, ada aksi lucu seorang pencuri.
Suatu hari Talhah dan temannya jalan-jalan pada malam hari di depan sebuah taman wisata. Mereka mendengar suara perempuan yang lembut sekali. Teman Talhah pun mengajak Talhah pergi dari sana. Saat berlari, mereka dihadang dua sosok berambut panjang. Mereka mengira kuntilanak. Namun, akhirnya mereka tahu dua sosok itu apa.
Pernah suatu ketika seorang dosen memberi tugas laki-laki jadi perempuan, begitu sebaliknya. Mereka pun membuat film pendek dengan skenario yang dibuat Talhah. Bukan main skenarionya. Benar-benar kocak. Di waktu lain, dosen meminta kelas itu membuat film lagi.
Talhah pernah jadi buaya. Lebih cantik Elfa, tetapi hatinya memilih Vira. Sepertinya kata-kata "ikuti kata hatimu" benar, karena Elfa ternyata sudah punya pacar. Namun, Talhah kesulitan mencari tahu status Vira. Rencananya untuk jalan berdua juga gagal. Akhirnya, mungkin karena kasihan, takdir memberi kesempatan kepada Talhah untuk berduaan dengan Vira. Akan tetapi, keesokannya, Vira tampak menjauh, bahkan chat Talhah tidak dibalas.
Ini adalah momen spesial Talhah. Suatu hari seorang dosen meminta Talhah dan sembilan orang lain dari jurusan Komunikasi (lima orang di antaranya dari semester atas) melakukan pengabdian masyarakat yang diadakan setiap tahun. Setelah pembagian materi dan kelompok, Talhah mengawasi sebuah kelompok yang mendapat tugas membuat narasi. Talhah yang sama tidak tahunya dengan kelompok uang diawasinya itu hanya bisa bicara ngasal sebelum meninggalkan mereka.
Oleh karena Talhah hobi futsal, dia terpilih sebagai humas turnamen futsal. Dia juga ditunjuk sebagai koordinator UKM Jurnalistik yang anggotanya adalah teman-teman sekelasnya sendiri. Namun, keinginannya menerbitkan buletin kampus tidak didukung oleh mereka. Mereka mau melakukannya setelah dipaksa wakil direktur III bidang kemahasiswaan. Oleh karena banyak yang enggan melaksanakannya, Talhah terpaksa membuatnya sendiri. Atas permintaan ketua HIMA, buletin itu tidak jadi terbit. Bulan selanjutnya, anggota UKM Jurnalistik antusias sekali, tetapi idenya jauh dari ide Talhah, bahkan hasilnya bikin geleng-geleng. Sehari sebelum buletin diterbitkan, mereka memutuskan untuk tidak menerbitkan buletinnya. Alasan mereka utarakan membuat Talhah menyerah.
Pada bab selanjutnya, Talhah yang sangat berpengalaman dalam kuliah memberikan hasil observasi dan analisis tipe mahasiswa berdasarkan pakaian yang dikenakan. Dia membaginya menjadi tujuh tipe.
Pada bab berikutnya, seseorang curhat kepada Talhah bahwa dia bosan jadi jomlo. Talhah pun memberikan rumus jitu agar para mahasiswa jomlo bisa tetap kuat dalam menjalani kehidupan.
Pada bab selanjutnya, Talhah memberi pendapat bahwa dia setuju dengan penghapusan UN. Lalu, dia berbagi cerita tentang tugas dan ujian. Pertama, tugas kelompok dengan Savira dan tiga orang lainnya. Talhah dan mereka berjuang mencari data di kantor dinas. Kedua, UTS. Sebelum UTS dilaksanakan, mahasiswa harus memenuhi peraturan, termasuk dresscode. Saat UTS, mata kuliah yang dianggap Talhah paling mudah, bayangan nilainya tidak jadi kenyataan. Terakhir, UAS. Saat UAS Teori Organisasi, dosen sering keluar kelas. Waktu UAS belum berakhir, Rina yang menjadi penjaga pintu izin ke kamar mandi. Begitu terdengar suara pintu dibuka, Talhah mengira dia adalah Rina, padahal bukan.
Kita tahu, Talhah memiliki umur yang lebih tua dari teman-temannya. Dia merasa tidak enak walaupun ada temannya yang lebih tua. Dia harus beradaptasi dengan mereka yang baru lulus SMA. Namun, akhirnya dia sadar bahwa hidupnya tidak bisa diisi dengan main-main karena dirinya sudah berkepala dua.
Setelah hampir setahun Talhah kuliah, ayahnya menanyakan keseriusan kuliahnya. Talhah berjanji walaupun sebenarnya ragu.
Ketika Talhah dan Vira diminta menjelaskan materi dari seminar yang mereka ikuti, Vira tidak memberi kesempatan kepada Talhah untuk mempresentasikan materinya. Sejak itu Talhah dingin kepada Vira. Vira pun berbasa-basi kepada Talhah untuk memperbaiki hubungan itu.
D. Penilaian Buku
Berikut kelebihan dan kekurangan buku ini menurut sudut pandang saya.
1. Kelebihan Buku
a. Lucu, sedih, dan tegang bercampur jadi satu.
b. Berisi pengalaman setelah lulus SMA, pengalaman lulus kuliah D-1 jurusan bahasa Inggris, pengalaman kerja di perantauan, pengalaman mengundurkan diri dari kuliah S-3 jurusan Manajemen Ekonomi, dan pengalaman D-3 jurusan Komunikasi konsentrasi Public Relation.
c. Penulis menjelaskan tentang beberapa teman sekelasnya, beberapa dosennya, tipe mahasiswa berdasarkan pakaian yang mereka kenakan, dan Panduan menjadi Mahasiswa Jomlo.
d. Sampul depan dan belakang seperti diberi sticker (judul dan setengah ilustrasinya)
2. Kekurangan Buku
a. Entah ini hanya perasaanku saja atau juga orang lain, judulnya tidak sesuai dengan isinya. Kupikir akan menceritakan perjalanannya mengerjakan skripsi, tetapi ternyata itu hanya disinggung saat kuliah pertama.
b. Tidak ada prakata/kata pengantar.
E. Profil Penulis
Talhah Lukman Ahmad lahir di Kota Sejuta Angkot pada 30 Januari 1990. Alumni SDN Margajaya 2 Bogor itu pernah bercita-cita jadi walikota. Pada tahun 2012, dia masih sekolah di perguruan tinggi swasta di Bogor dengan Jurusan Komunikasi, dan laki-laki itu berharap dapat kerja di Trans Studio Bandung. Blog: talhahcyril30.blogspot.com.
F. Kesimpulan
Keren sekali kisah nyata si penulis. Buku ini memberi pelajaran bahwa orang sukses belum tentu akan sukses lagi dan mungkin kemudian akan sukses. Sekarang aku penasaran kabar Talhah sekarang.
Aku kagum ketika tahu bahwa saat masih kuliah S-1 dia menjabat sebagai pemimpin sekaligus tata letak sebuah majalah. Semangatnya untuk menunjukkan bahwa kampus bisa memiliki buletin juga bagus. Sayangnya, teman-temannya sulit diajak bekerja sama. Siapa sih sebenarnya yang mencetuskan UKM Jurnalistik? Masa sampai sekarang belum ada karya?
Seorang laki-laki kangen rumah saat kerja di perantauan? Kupikir hanya perempuan saja yang bisa begitu. Kehidupan ini memang luas, ya? Memang jika kita tidak berada di posisinya atau belum mendengar cerita dari laki-laki, kita tidak akan tahu kehidupan seorang laki-laki.
Anda tahu sendiri, judulnya seperti itu, bayangan kita terhadap isinya ya seperti judulnya. Namun, yang aku dapat melenceng jauh dari bayanganku. Pengen rasanya bertanya kepada penulis, kenapa judulnya seperti itu dengan isi seperti itu. Pasti ada alasannya, jadi singkirkan dahulu negative thinking dan dengarkan kata penulisnya. Alhamdulillahnya si penulis memberikan cerita yang menarik, menghibur, dan memberi informasi yang bermanfaat.
Saat penulis mengungkapkan dirinya pemimpin dan tata letak majalah, aku kesal karena dia tidak menceritakan awal mula bisa menjabat dua posisi itu. Kembali ke isi cerita, memang benar buku ini tidak perlu ke mana-mana, fokus saja pada kehidupan kuliah dan bagaimana bisa kuliah di sana.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar di unggahan saya.