Langsung ke konten utama

Resensi Kisah Antologi Inspiratif Hebohnya Emak-Emak by Deasylawati P, dkk.

A. Identitas Buku

Judul : Kisah Antologi Inspiratif Hebohnya Emak-Emak (kerjaan banyak, semuanya beres!)

Penulis : Deasylawati P, Dian Nafi, Imawati Zanifah, Risalaha Husna, Arinda Shafa, Esthy Wikasanti, Retno Fitriyanti, Amintaningsih, Yati Nurhayati

Penerbit : Indiva

Kota terbit : Surakarta

Tahun terbit : 2015

Tebal : 184 hlm. 

Ukuran : 13,2 × 19 cm

Warna kertas : Krem

B. Blurb

Dapat dipahami bahwa semua cerpen diangkat dari kisah nyata mereka sendiri-sendiri.

C. Daftar Isi


Dapat dilihat ada satu orang yang menulis dua cerpen.

D. Kutipan

"Saya sama sekali tak menyesal, malah sangat bersyukur bisa menikah  dengan seseorang yang baru saya kenal, sebab dengan demikian, saya bisa memurnikan niatan saya menikah, yakni untuk mencari rida Allah semata, bukan untuk melampiaskan cinta, apalagi nafsu." ~ Deasylawati P. (hlm. 10—11, "Hebohnya Emak Rempong")

"Tulisan itu merupakan keluaran dari input yang sudah kita cerna, saring, olah, dan kembangkan, sehingga makin banyak dan bervariasi asupan-asupan itu, baik dari referensi tekstual maupun kontekstual berupa pengalaman-pengalaman langsung, akan makin berwarna dan makin kaya tulisan kita." ~ Dian Nafi (hlm. 43, "Model Colekan")
"Keresahan dari beberapa orang tua terhadap sistem pendidikan yang diterapkan di negara kita mungkin sama. Bagi saya dan suami, semua biarlah mengalir seperti adanya. Jikapun nantinya anak-anak harus mencicipi lembaga sekolah, semoga saya dan suami menemukan tempat belajar yang tepat." ~ Imawati Zanifah (hlm. 48, "Tiga Bocah Bikin Seru")
"Mengikuti mood anak-anak dalam mengerjakan segala sesuatu tak pernah saya dan suami tinggalkan. Ketika mereka merasa nyaman dalam acara bermain dan belajar, pada saat yang sama mereka akan menyerap ilmu dan pengalaman dengan cukup baik tentunya." ~ Imawati Zanifah (hlm. 54, "Tiga Bocah Bikin Seru")
"Apa pun itu, takada pilihan lain selain menjalani dan menikmati setiap prosesnya. Bersyukur, tetap berusaha memberikan yang terbaik adalah yang harus saya lakukan. Kelak takada yang ingin saya petik dari segala yang saya tanam selain tentu saja berharap semoga dianugerahi keluarga yang senantiasa bahagia, diberi kesempatan menjadi orang tua yang bangga ketika bisa menyaksikan anak-anak yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan spritual." ~ Imawati Zanifah (hlm. 61, "Tiga Bocah Bikin Seru")
"Walau repot, saya sangat menikmatinya. Penuh adrenalin mengurus semuanya sendiri. Anak-anak yang luar biasa dan suami yang (kadang) membantu, cukup memberi hiburan." ~ Risalaha Husna (hlm. 78, "Resign demi Ngurus Anak")
"Saya akan membuktikan bahwa saya mampu merawat dan membesarkan anak-anak dengan sebaik-baiknya. Repot itu pasti, tetapi tergantung bagaimana menghadapinya. Kuncinya sabar, ikhlas, dan tawakal pada Sang Maha Penyayang, termasuk berlapang dada saat suami pulang larut malam dengan kondisi lelah dan tak sempat membantu momong anak. Otomatis saya harus standby 24 jam dengan kondisi yang sama-sama lelah dan mengantuk." ~ Arinda Shafa (hlm. 109, "The Rempongest and Happiest Mom")
"Saya bangga menjadi full time mom 24 jam sekalipun tanpa digaji, dengan seabrek pekerjaan. Menjadi juru masak, baby sitter, cleaning service, bahkan perawat. Masih merangkap menjadi ustazah, pendongeng, dan guru les semua mata pelajaran. Saya bahagia membersamai, membimbing, dan mengantar mereka menuju pintu gerbang kedewasaan. Saya bahagia meski rempong dan lelah luar biasa." ~ Arinda Shafa (hlm. 117, "The Rempongest and Happiest Mom")
"Doktrinnya, anak (tunarungu) harus bicara. Padahal yang lebih penting adalah anak harus bisa berkomunikasi dengan cara apa pun yang membuatnya nyaman." ~ Esthy Wikasanti (hlm. 126, "Anakku Berkebutuhan Khusus")
"Takada sejarah tunarungu parah bisa mendengar. Bahkan bicara pun butuh latihan dan pembiasaan untuk anak normal sekalipun. Toh mukjizat butuh latar untuk bisa hadir, takbisa datang begitu saja." ~ Esthy Wikasanti (hlm. 128, "Anakku Berkebutuhan Khusus")
"Anak-anak di usia balita, apalagi yang berkebutuhan khusus, lebih banyak membutuhkan kehadiran orang tua, mengingat secara emosi, mereka lebih mudah labil daripada anak normal." ~ Shafa (hlm. 129, "Anakku Berkebutuhan Khusus", Esthy Wikasanti)
"Hanya gara-gara mainan gasing yang harganya cuma seribu rupiah, sampai harus mengorbankan uang jutaan rupiah, waktu, dan masa depan. Namun, kita bisa mengambil hikmah di balik setiap peristiwa. Sebagai orang tua, kita harus bisa memilah dan memilih mainan yang aman untuk anak-anak, dan jangan sampai lengah mengawasi ketika anak-anak bermain." ~ Retno Fitriyanti (hlm. 145, "Tragedi Gasing")
"Memoles bintang-bintang itu memang membutuhkan waktu yang tak sebentar. Diperlukan kesabaran yang tak terbatas agar kita tetap bisa mendampingi mereka dan akhirnya ketika mereka dewasa nanti mampu menyinari lingkungan mereka." ~ Amintaningsih (hlm. 163—164, "Bintang Kehidupanku")
"Manusia sekadar menjalankan lakonnya. Usaha sudah merupakan kewajiban bagi kita. Namun, Sang Dalang Kehidupan-lah yang menentukan segalanya." ~ Yati Nurhayati (hlm. 167, "Emak Difabel Cari Duit")
"Bagi ibu rumah tangga yang ingin memiliki penghasilan sendiri, jangan bosan untuk belajar dan mencoba. Jika kita gagal, jangan cepat menyerah. Cari kelemahannya dan perbaiki." ~ Yati Nurhayati (hlm. 183, "Emak Difabel Cari Duit")

Kutipan lainnya saya unggah di Twitter saya, Poetree Malu. Cari saja dengan #HebohnyaEmakEmak.

E. Sampel Buku

F. Isi Buku

Berikut saya uraikan cerpennya satu per satu.

1. Hebohnya Emak Rempong by Deasylawati P.

Bu Deasy merupakan lulusan akademi keperawatan yang meraih peringkat tiga besar seangkatan. Namun, beliau berakhir di penerbitan. Tiga tahun kemudian, beliau menikah. Di sinilah awal kerempongannya, apalagi anak keduanya kembar. Selain menulis, beliau juga mengajar ekstrakurikuler dan membuka usaha. 

2. Modal Colekan by Dian Nafi

Di cerita ini, suami Bu Dian sudah meninggal. Selain bekerja, Bu Dian juga merawat dua anaknya dan menulis. Saat tahu akan ada sebuah pameran buku, beliau menawarkan diri membedah bukunya sendiri. Beliau mengundang orang ke acanya dengan colekan. Hal itu tidak mudah meski buku beliau best seller dan memiliki penerbitan sendiri.

3. Tiga Bocah Bikin Seru by Imawati Zanifah

Bu Imawati memiliki tiga anak yang dididik di rumah bersama suami. Namun, karena suami seorang pendiri sebuah usaha bersama temannya, suami hanya memiliki waktu sedikit. Pernah suatu ketika ada buah kecil yang menyangkut di hidung salah satu anak mereka. Meski tidak mudah mengurus anak, Bu Imawati meluangkan waktu dengan bekerja secara freelance. 

4. Resign demi Ngurus Anak by Risalaha Husna

Bu Risalaha menceritakan kelahiran tiga anaknya. Saat anak kedua lahir, belum genap dua tahun sudah mengalami operasi karena penyempitan usus besar yang menyebabkannya muntah dan berat badannya turun. Anak terakhir adalah anak perempuan. 

5. Three Musketeers Go to Ubud by Dian Nafi (cerpen keduanya)

Saat menghadiri undangan Ubud Writer dan Readers Festival (UWRF), Bu Dian yang seorang janda mengajak kedua anaknya. Dalam perjalanan, mereka ditipu oleh orang yang meminta sedekah. Di tempat tujuan, mereka sempat berpisah untuk belajar di tempat yang sesuai usia. Sebelum workshop kepenulisan, Bu Dian berkesempatan berbicara langsung dengan Ahmad Fuadi (penulis favoritnya dan anak-anak) dan berfoto dengan Dewi Lestari. 

6. The Rempongest and Happiest Mom by Arinda Shafa

Bu Arinda menceritakan kisahnya dari khitbah kakak kelasnya sebelum keduanya lulus kuliah sampai melahirkan empat anak. Sebelum anak kedua berumur 1 tahun, tangan anak mereka itu melepuh. Akhirnya anak itu dioperasi. Bu Arinda merasa khawatir saat dirinya hamil lagi. Namun, suaminya malah merasa senang, bahkan ingin punya anak minimal lima. Pada persalinan ketiga, Bu Arinda merasakan sakit yang lebih daripada persalinan sebelumnya. Orang-orang mencibirnya tentang anaknya. Anak ketiga Bu Dian mudah bangun tidur. 

7. Anakku Berkebutuhan Khusus by Esthy Wikasanti

Bu Esthy dan suami punya anak tunarungu. Saat anak kedua mereka lahir, mereka baru tahu bahwa anak pertama mereka mengidap tunarungu tingkat berat. Oleh karena tempat terapinya jauh hingga membuat si anak tidur, mereka menggunakan jasa terapi rumah. Namun, si anak sering tantrum dan tidak mau terapi. Saat belum genap tiga tahun, dia disekolahkan. Namun, dia suka menyendiri, usil, tidur jika bosan ke sekolah, dan kekeh membawa pedang atau pistol mainan ke sekolah. Setelah terapi rumah dihentikan, dia membenturkan kepalanya ke sesuatu yang keras jika marah. Ada pengobatan alternatif, tetapi Bu Arinda tidak langsung percaya. Ada juga sekolah tunarungu berasrama katolik yang menjamin anak mahir berkomunikasi tanpa alat dan diterima di masyarakat. Selain itu, ada yang tidak bersistem asrama, bisa tanpa dipaksa, dan tanpa seragam, tetapi jauh. Akhirnya dia anak dimasukkan ke sekolah yang mengajarkan bahasa isyarat. Sayangnya, dia tidak mau memakai seragam, lalu tidak mau berangkat sekolah lagi walau dirinya disambut baik oleh teman-temannya yang sama-sama tunarungu.

8. Tragedi Gasing by Retno Fitriyanti

Bu Retno mengisahkan anaknya yang matanya terkena pecahan gasing plastik. Kata dokter, korneanya sobek sehingga harus dioperasi. Setelah 2 minggu dioperasi, matanya sedikit katarak akibat trauma dan harus mengganti lensanya dengan lensa buatan setelah luka bekas operasi sembuh. Beberapa hari setelah mengganti lensa, lensanya keruh dan perlu dibersihkan dengan tembak laser. Meski sudah ditembak, dia perlu memakai kacamata. Setelah kacamatanya pecah, dia menolaknya karena kondisinya sudah membaik. Kemudian di sekolah ada program pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis bagi yang mengalami gangguan. Setahun setelah memakai kacamata dari program itu, dia mengeluhkan matanya.

9. Bintang Kehidupanku by Amintaningsih

Bu Aminta, ibu dua anak, kuliah S-2 karena tempatnya mengajar merupakan rintisan sekolah berstandar internasional dan beliau masih muda. Setelah diterima, beliau dinyatakan hamil. Saat masih trimester pertama, beliau terus meludah. Jika ditelan, akan muntah. Saat keluar air ketuban, beliau sedang mengerjakan tugas. Bahkan masih ada satu tugas lagi. Hari ke-4 setelah melahirkan, beliau ujian. Setelah suami dan satu anaknya kecelakaan, suami operasi dan anak bungsunya ingin digendong ibunya pada tengah malam selama 30 menit, sampai usianya 2 tahun. Saat berkunjung ke rumah saudara, Bu Aminta mengidap batu ginjal. Setelah itu, anaknya hanya mau digendongnya. Setelah obat habis, sakit Bu Arinda kambuh lagi. Setelah utang puasanya lunas, beliau dinyatakan hamil. Padahal anak bungsunya belum pandai bicara walau sudah terapi dan dimasukkan ke sekolah. Pada trimester pertama, Bu Arinda muntah sampai malam dan meludah, bahkan setelah diinfus. Beliau meludah sampai umur kehamilannya 8 bulan. 

10. Enak Difabel Cari Duit by Yati Nurhayati

Bu Yati memiliki kaki kanan jinjit, sedangkan suami memakai kaki palsu. Setelah anak pertama belum genap tiga tahun dan anak kedua baru 2 bulan, Bu Yati mencari pekerjaan. Beliau pernah ditipu beberapa kali oleh oknum lowongan kerja di koran. Beliau belum mendapat pekerjaan sampai suami menjual tanah dan modalnya habis. Lalu, beliau mencoba menulis dan sempat menyerah karena tulisannya tidak ada kabar. Saat hampir menyerah lagi, kabar baik datang. Namun, deadline dari penerbit membuat beliau makin lelah. Saat sepi tulisan, beliau mencoba berbisnis. Saat bisnis tidak jalan, beliau menulis lagi. Lalu tebersit untuk berbisnis lagi dengan memasarkan dagangan orang. 

G. Penilaian

1. Kelebihan buku

a. Diangkat dari kisah nyata

b. Ceritanya seru-seru

c. Layout bagus

d. Terdapat tambahan tulisan nonfiksi dari Deasylawati P. tentang tips menjadi emak rempong

e. Terdapat profil penulis setelah cerpen masing-masing

2. Kekurangan buku

a. Nama-nama penulis di sampul tidak urut

b. Tidak ada prakata atau kata pengantar 

H. Kesimpulan

Kisah Antologi Inspiratif Hebohnya Emak-Emak merupakan kumpulan cerpen yang diangkat dari kisah nyata masing-masing dan ditulis oleh mereka. Mereka menceritakan tentang hebohnya menjadi ibu-ibu, baik dengan suami atau tidak. Ada yang memiliki anak berkebutuhan khusus, berkarier sebagai penulis, dan berbisnis. Yang pasti mereka juga mengurus rumah seperti penulis lain.

Akan tetapi, alangkah baiknya nama-nama penulis di sampul diurutkan. Bukunya juga dikasih kata pengantar, agar pembaca tahu latar belakang buku ini. Misal bagaimana tulisan-tulisan mereka bisa dibukukan, apa tantangannya, dan harapan penulis jika buku ini dibaca orang lain. Selain kekurangan itu, buku ini bagus, baik dari layout, isi, dan penulisannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Harim di Tanah Haram karya Abu Hamzah

  Buku Harim di Tanah Haram adalah buku bergenre novel yang ditulis oleh Abu Hamzah, orang yang menulis buku best seller Ayo Bisnis Umrah. Beliau ingin berguna bagi banyak orang, salah satunya dengan menerbitkan buku ini. Namun, buku ini tidak cocok menjadi buku bacaan anak-anak. Menurutku, minimal bisa dibaca oleh remaja umur 15 tahun. Seperti buku Ayo Bisnis Umrah, buku Harim di Tanah Haram juga menjadi buku best seller-nya di tingkat nasional. Kemungkinan besar, karena penjualan bukunya laris manis, beliau memberikan bonus voucher umrah kepada pembeli bukunya ini. Namun, bisa jadi bonus itu sudah ada ketika bukunya terbit. Wallahualam. Perihal novel ini segera difilmkan, Abu Hamzah sudah berniat membuat film sebelum berpikir untuk menerbitkan buku. Hal ini dijelaskannya di prakata. Selanjutnya, tentang isi novelnya, Abu Hamzah memilih perempuan sebagai tokoh utama dengan sudut pandang orang ketiga. Si tokoh utama (Qia) yang menjadi guru di pesantren milik ayah angkatnya memiliki...

Sinopsis Doraemon the movie: Petualangan Nobita yang Penuh Misteri di Hutan Afrika

  Gambar: Facebook Backpacker Indonesia "Misteri dapat ditemukan jika dicari." - Nobita Suatu hari ada seekor anjing putih berkalung zamrub. Ia mampu mengusir anjing yang sebelumnya menggonggong kepadanya.  Pada suatu pagi Giant dan Suneo ingin menjelajahi tempat misteri. Mereka mengancam Nobita agar mau membawa mereka ke tempat itu. Nobita pun meminta tolong kepada Doraemon. Awalnya Doraemon menolak. Namun, setelah ia menemukan koin, Nobita meyakinkannya tentang tempat misteri. Dengan alat Doraemon, mereka berdua mencari tempat misteri. Tidak lama kemudian, Doraemon mendapatkan ide, ini juga berkat Nobita. Saat sedang merealisasikannya, tiba-tiba ibu Nobita meminta Nobita belanja. Di tengah jalan, Nobita bertemu anjing putih berkalung zamrud. Ia terus menahan diri untuk tidak membawa anjing itu.  Saat baru saja keluar dari toko, Nobita kembali masuk ke toko. Di tempat anjing tadi, ia memberikan makanan kepada anjing. Saat pulang dan masuk kamar, tiba-tiba anjing itu ada ...

Sinopsis Spongebob the movie: Halloween

Spongebob menghias rumahnya dengan kesan lucu ketika hari Hallowen. Saat bertemu dengan Patrick, dia bilang bahwa dia takut hantu, termasuk hantu bohongan. Kemudian, sahabat dekatnya tersebut menghiburnya bahwa menakutkan itu menggelikan. Sejak itu Spongebob selalu tertawa saat berkunjung ke tempat kerjanya sudah sudah dihias seseram mungkin dengan motif Plankton. Dia juga tertawa saat memasuki rumah Plankton yang dihias sedemikian rupa seperti Restoran Krabby Patty, tetapi dengan kesan horor. Hal itu berbeda dengan Patrick, bintang star ini merasa ketakutan, apalagi di rumah Plankton.  Spongebob dan Patrick juga mampir ke rumah Sandy. Seperti Restoran Krabby Patty dan rumah Plankton, Sandy juga membuat rumahnya terlihat horor. Yang paling horor adalah robot seram yang diciptakannya sendiri. Awalnya Spongebob dan Patrick ketakutan. Namun, kemudian Spongebob mengeluarkan suara tertawanya.  Di tempat Playing Dasmen, makhluk hantu dengan wujud bajak laut ini merasa senang melihat...