Langsung ke konten utama

Resensi Buku Komik Hikmah: Sejuknya Hati Hamba Ilahi (Mengenal Al Hikam Ibnu Atha'illah) karya Husni Assaerozi (cerita) dan Senseno (komik), bonus QR Aktive 33 Mutiara Hikam


A. Identitas Buku

Tahun terbit : 2018

Penerbit : Genta Group Production (anggota IKAPI) 

Kota terbit : Surabaya

Tebal buku : x + 214 hlm. 

Ukuran buku : 150 mm × 230 mm


B. Isi Buku

Buku komik ini hanyalah sebuah pengantar untuk menyelami hikmah dari kaidah-kaidah buku Al-Hikam karya Imam Ibnu Atha'illah Al Iskandari (1259–1310 M). Buku Al-Hikam sendiri adalah untaian kaidah yang bertabur hikmah hasil pengalaman spiritual Imam Ibnu Atha'illah dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt., yang sejatinya bersumber dari Al-Qur'an dan hadis. Tidak heran jika buku tersebut menjadi legendaris dan menjadi buku pokok rujukan dalam kajian ilmu tasawuf (ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri pada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya). Kaidah-kaidah yang terkandung di dalamnya sangat indah dan bermakna dalam. Saking dalamnya, banyak yang kemudian memberikan syarah (ulasan, penjelasan) atas buku tersebut. Tentunya agar bisa dengan mudah dipahami. Dan salah satunya adalah dalam bentuk komik ini. 

Semua tokoh di cover buku komik ini tercantum di isi bukunya, kecuali wanita berbandul. Tokoh utamanya memang kurang menarik, tetapi ternyata dia luar biasa. Selain nasihat yang menyentuh, dia juga lucu. Seperti di kehidupan nyata, tokoh-tokoh dalam komik ini juga tidak semuanya berjilbab dan yang berpeci juga ada yang sikap atau kelakukannya kurang baik. Roma menjadi tokoh fiksi sentral. Karakternya polos dan kocak. 

Bagaimana dengan isinya?

Meski ada prolog dan epilog, tetapi buku ini bukan novel, karena setiap bab langsung tamat. Ada juga cerita bersambung, tetapi bab yang sebelumnya tidak digantung kok.

Isi komik per bab: 

Prolog menceritakan tentang Roma yang berbicara dengan semut. Oleh karena berada di bawah pohon rumah orang lain, ada seorang bapak-bapak yang berpikir negatif tentangnya. 

Bab 1 menceritakan tentang sikap seseorang terhadap amal. Tokoh I bertanya tentang alasan mengapa tidak boleh beribadah untuk mengharapkan surga dan menolak neraka. Lalu, tokoh II menyangkal karena menurutnya, beribadah itu untuk mengharapkan kedekatan dan kemuliaan di sisi Allah. Akhirnya, si Roma mengatakan bahwa mereka sama saja, berbeda dengan si Arif. 

Bab 2 menceritakan tentang seorang ibu yang meminta Roma untuk menyadarkan anaknya yang lupa hal lainnya selain cita-citanya. Setelah perkenalan, Roma memuji karya anak itu, hingga sang anak merasa senang dengan seuntai kalimat Roma. Namun, di samping itu, dia juga memberi tahu kekurangannya. 

Bab 3 menceritakan tentang kedatangan seorang ustaz ke rumah Pak Kohar yang tidak pernah lagi pergi ke masjid. Akhirnya, Pak Kohar mengungkapkan alasannya. Tidak lama kemudian, anaknya pulang dengan membawa kebahagiaan. 

Bab 4 menceritakan tentang seseorang yang sudah menjalankan semua tips makrifat yang dijelaskan di buku, tetapi dirinya tidak merasakan perubahan apa pun. Roma yang datang dikira utusan Tuhan untuk menjemputnya. Namun, ternyata bukan itu niat kedatangan Roma. 

Bab 5 menceritakan tentang gadis berjilbab yang mendapat tawaran jadi model, tetapi dia hendak berangkat mengaji. Setelah menentukan pilihannya, Roma mengomentari. 

Bab 6 menceritakan tentang seseorang yang menemukan tempat uzlah. Tiba-tiba Roma datang dan menawarkan tempat itu. 

Bab 7 menceritakan tentang wujud Ilahi yang katanya kurang jelas dan terhalang sesuatu. Akhirnya, Roma mengumpamakannya dengan kelelawar. 

Bab 8 menceritakan tentang alam semesta yang katanya menjadi bukti adanya Tuhan. Akhirnya, Roma menyanggah, walau lawannya seorang dosen.

Bab 9 menceritakan tentang seseorang yang curhat kepada Roma yang sebelumnya dianggap sebagai pengemis. 

Bab 10 menceritakan tentang seseorang yang memiliki banyak keinginan dan harapan. Bagus, tetapi ada tetapinya. 

Bab 11 menceritakan tentang seseorang yang berzikir ketika melihat makhluk halus. 

Bab 12 menceritakan tentang seseorang yang menyanyi dengan hati. 

Bab 13 menceritakan tentang bagaimana mengetahui posisi seorang hamba di sisi Allah.

Bab 14 menceritakan tentang seseorang yang wajahnya tampak dipenuhi rasa syukur. 

Bab 15 menceritakan tentang seseorang yang ingin membuka usaha. 

Bab 16 menceritakan tentang kepergian keluarga seorang pembersih masjid ke rumah Allah. 

Bab 17 menceritakan tentang keinginan seseorang untuk belanja. 

Bab 18 menceritakan tentang seseorang yang sakit. 

Bab 19 menceritakan tentang seseorang yang sibuk dengan dunianya sehingga masalah akhiratnya menjadi tertunda. 

Bab 20 menceritakan tentang kesibukan keseharian seseorang terkait keduniawian. 

Bab 21 menceritakan tentang seseorang yang selalu lembur. 

Bab 22 menceritakan tentang seseorang yang menghina orang yang lebih mengutamakan ibadah daripada rezeki. 

Bab 23 menceritakan tentang kekecewaan seseorang atas permintaannya yang tidak terkabul. 

Bab 24 menceritakan tentang perpisahaan dua orang yang saling bersahabat. 

Bab 25 menceritakan tentang seseorang yang sedang berdoa, tetapi di tengah doa, Roma tiba-tiba muncul. 

Bab 26 menceritakan tentang seseorang yang merasa gembira. 

Bab 27 menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan tawaran, tetapi terhalang sesuatu. 

Bab 28 menceritakan tentang seorang ayah yang ingin membelikan anaknya tas.

Bab 29 menceritakan tentang seseorang yang bermimpi buruk. 

Bab 30 menceritakan tentang seseorang yang merasa tidak pantas untuk dipuji. 

Bab 31 menceritakan tentang musibah yang menimpa dua orang yang saling bersahabat. 

Bab 32 menceritakan tentang keberhasilan seseorang. 

Bab 33 menceritakan tentang amal.

Epilog? Ada deh, hehehe. 


C. Penilaian 

1. Dari Candra Malik (pengasuh ponpes Asy-Syahadah, wakil ketua pengurus pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia [PP Lesbumi] PBNU, sastrawan, penulis, dan penyanyi)

Memahami Al Hikam sungguh bukanlah perkara yang mudah, sebab memahami diri kita sendiri saja sudah teramat susah, apalagi tiap untaian kalimat dalam karya Imam Ibnu Atha'illah Al Iskandari tersebut merupakan penanda perjalanan yang tidak kita tempuh. Meneladani jejaknya saja masih bisa salah arah, apalagi memahami benar apa yang ia jalani dalam mengupas Al-Qur'an dan al sunnah. Namun, segala ikhtiar untuk membaca Al Hikam dengan cara yang khas, seperti yang disajikan dalam komik ini, sepatutnya dihormati dan disambut dengan gembira. Buku Sejuknya Hati Hamba Ilahi menampilkan gaya baru dan segar dalam mengaji dan mengkaji buku yang sedemikian legendaris itu."

2. Dari Chafid Wahyudi (koordinator Komunitas Baca Rakyat [Kabar] dan ketua MPII [Majelis Pemuda Islam Indonesia] Jatim)

Buku komik ini sungguh luar biasa, si komikus mampu mengadaptasi materi tasawuf yang berat ke dalam kemasan yang jenaka sehingga menjadi renyah dan mudah untuk dipahami. Esensi komik ini menggambarkan dialegtis nilai tasawuf ke dalam masyarakat modern, terlebih masyarakat perkotaan. Pendeknya, penulis dan komikus ini serasa mengisi ruang kosong bagi masyarakat modern yang mengalami alienasi dan spiritualisasi. 

3. Dariku (penulis novel Perjalanan Cinta Sang Bidadari [Play Book, gratis] & Mengikuti Kata Perut [Sinar Pena Amala, 2020]; penyuka komik, cerita, kartun, anime, film, drama/sinetron, berita, acara TV lainnya)

Menarik? Yes.

Ringan? Lumayan.

Lucu? Yes.

Berbeda dengan komik lainnya, komik ini memiliki warna hitam, putih, dan merah jambu. Kukira akan jadi kurang menyenangkan saat membacanya, tetapi nyatanya aku keliru. Dari komik ini aku jadi tahu lebih banyak tentang mana yang lebih tepat dan tentang bagaimana menjadi orang yang lebih baik. 

Di akhir setiap komik diberi setetes hikmah, kata-kata mutiara Hikam, QR Active 33 Mutiara Hikam, dan sepanel komik sehingga halaman komik menjadi penuh (tidak kosong), kecuali di prolog dan epilog. 

Sayangnya, aku tidak bisa memberikan penilaian terhadap QR Active.

Tiga halaman sebelum epilog, warnanya hitam semua. Entah maksudnya apa, tetapi itu menjadi satu-satunya kekurangan yang kutemukan terkait dengan desain buku. Untuk isi buku, aku agak bingung tentang apakah semua hal yang dilakukan tokoh boleh ditiru atau tidak, misalnya makan atau minum sambil berdiri. Kedua, salah satu bab tidak menampilkan Roma. 

Di akhir isi komik diberikan peta latar tempat cerita komik. Bukan hanya rumah, tetapi semua tempat yang dikunjungi tokoh. Penamaan tempatnya juga lucu-lucu, seperti Katanya Makam Angker. 

Biasanya ucapan terima kasih berada di halaman depan, tetapi di komik ini berada di halaman belakang. 


D. Biodata

1. Biodata Penulis Cerita

Husni Assaerozi adalah santri dan komikus yang lahir di Pati, Jateng, 1993. Dia merupakan lulusan Tashawuf STAI Al-Fithrah dan santri ponpes Assalafi Al-Fithrah Surabaya. Husni menekuni komik sejak 2014, tetapi kecintaannya dalam menggambar sudah sedari kecil. Baginya, bisa membuat komik adalah salah satu impiannya agar kelak dapat meninggalkan jejak yang tampak di kemudian hari. 

Salah dua yang menjadi pendorongnya dalam berkarya, yaitu ungkapan dari Imam Al-Ghazali: "Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah." dan ungkapan dari Ali bin Abi Thalib: "Semua penulis akan meninggal. Hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." Di antara karya-karyanya ialah Babad Jahiliah, Baynahuma, Si Toyeb (suka cita anak pesantren), Inspirasi Kearifan Hati 22 Tokoh Islam Kekasih Allah, dan Kisah-Kisah Ulul Azmi. 

2. Biodata Komikus

Senseno sudah menunjukkan minat menggambar yang kuat sejak kecil. Banyak kertas yang dihabiskannya untuk memuaskan nafsu menggambarnya, bahkan sering kali tembok rumah dan meja sekolah menjadi sasaran tangan seninya. Jangan ditiru! 

Menginjak dewasa, Senseno melanjutkan berguru pada begawan-begawan gambar ternama di ITS jurusan Desain Komunikasi Visual. Sekarang, selain giat berlatih dan minum susu, dia juga bekerja sebagai desainer grafis, ilustrator, dan mengerjakan beragam project lainnya. 

3. Biografi Imam Ibnu Atha'illah

Bernama lengkap Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah Al Iskandari. Julukan Al-Iskandari merujuk pada kota kelahirannya, Iskandariah (Mesir). Beliau lahir pada tahun 648 H (1250 M). 

Ibnu Atha'illah terdidik dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Kakek dari nasab ayahnya adalah seorang ulama fikih. Sejak kecil, beliau giat belajar dari banyak syekh. Beliau merupakan penganut mazhab Maliki. Beliau juga banyak belajar tentang tata bahasa, hadis, tafsir Al-Qur'an, ilmu hukum, teologi Asy'ariyah, dan literatur Arab. Kemampuannya dalam bidang hukum membuatnya dikenal sebagai seorang faqih (ahli hukum). 

Awalnya Ibnu Atha'illah tidak menyukai ilmu tasawuf. Namun, ada hal yang berkecamuk dalam batinnya. Untuk menemukan jawaban, beliau memberanikan diri mendekati Syekh Abu Al Abbas Ahmad Ibnu Ali Al Anshari Al Mursi untuk mencoba mengenali siapa dia sesungguhnya dan apa yang diajarkannya. Dalam batinnya, beliau berpikir, "Kalau memang Al Mursi orang baik dan benar, maka nanti semuanya akan terlihat. Kalau ternyata tidak, maka biarlah hal itu menjadi jalan hidup bagiku untuk tetap tidak sejalan dengan tasawuf."

Ibnu Atha'illah kemudian keranjingan datang ke majelis Al-Mursi. Beliau tekun mempelajari masalah syara'. Dalam masa itu, beliau begitu merasakan manisnya tasawuf. Sosok Al Mursi yang sebelumnya tidak beliau sukai, menjelma menjadi guru sejati baginya. 

Ilmu tasawuf begitu merasuk dalam kehidupan Ibnu Atha'illah, hingga beliau pun ikut mengajarkan tasawuf, dan menjadi imam yang dikagumi karena keilmuan dan kesalihannya. Beliau kemudian dikenal sebagai syekh ke-3 dalam lingkungan tarikat Al Syadzili, yang didirikan oleh Abu Al-Hasan Al Syadzili, guru Al Mursi. 

Sebagai seorang ulama, Ibnu Atha'illah sangatlah produktif, hingga lebih dari dua puluh karya yang beliau hasilkan, mulai dari bidang tasawuf, tafsir, akidah, hadis, nahwu, hingga ushul fikih. Ciri khas karyanya bersifat lintas mazhab dan tarikat. Al-Hikam menjadi karya beliau yang paling fenomenal. Buku tersebut merupakan hasil pemikirannya yang kuat dengan paradigma tasawuf, dengan sandaran utama pada Al-Qur'an dan al sunnah. Buku itu bahkan menjadi buku ilmu tasawuf yang wajib dipelajari hampir di semua pesantren.

Ibnu Atha'illah meninggal pada tahun 1309 M di madrasah Manshuriah, Kairo. Saat itu usianya 60 tahun dan meninggal ketika sedang mengajar materi hukum mazhab Maliki. Beliau pun dimakamkan di Qarafa. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Harim di Tanah Haram karya Abu Hamzah

  Buku Harim di Tanah Haram adalah buku bergenre novel yang ditulis oleh Abu Hamzah, orang yang menulis buku best seller Ayo Bisnis Umrah. Beliau ingin berguna bagi banyak orang, salah satunya dengan menerbitkan buku ini. Namun, buku ini tidak cocok menjadi buku bacaan anak-anak. Menurutku, minimal bisa dibaca oleh remaja umur 15 tahun. Seperti buku Ayo Bisnis Umrah, buku Harim di Tanah Haram juga menjadi buku best seller-nya di tingkat nasional. Kemungkinan besar, karena penjualan bukunya laris manis, beliau memberikan bonus voucher umrah kepada pembeli bukunya ini. Namun, bisa jadi bonus itu sudah ada ketika bukunya terbit. Wallahualam. Perihal novel ini segera difilmkan, Abu Hamzah sudah berniat membuat film sebelum berpikir untuk menerbitkan buku. Hal ini dijelaskannya di prakata. Selanjutnya, tentang isi novelnya, Abu Hamzah memilih perempuan sebagai tokoh utama dengan sudut pandang orang ketiga. Si tokoh utama (Qia) yang menjadi guru di pesantren milik ayah angkatnya memiliki...

Sinopsis Doraemon the movie: Petualangan Nobita yang Penuh Misteri di Hutan Afrika

  Gambar: Facebook Backpacker Indonesia "Misteri dapat ditemukan jika dicari." - Nobita Suatu hari ada seekor anjing putih berkalung zamrub. Ia mampu mengusir anjing yang sebelumnya menggonggong kepadanya.  Pada suatu pagi Giant dan Suneo ingin menjelajahi tempat misteri. Mereka mengancam Nobita agar mau membawa mereka ke tempat itu. Nobita pun meminta tolong kepada Doraemon. Awalnya Doraemon menolak. Namun, setelah ia menemukan koin, Nobita meyakinkannya tentang tempat misteri. Dengan alat Doraemon, mereka berdua mencari tempat misteri. Tidak lama kemudian, Doraemon mendapatkan ide, ini juga berkat Nobita. Saat sedang merealisasikannya, tiba-tiba ibu Nobita meminta Nobita belanja. Di tengah jalan, Nobita bertemu anjing putih berkalung zamrud. Ia terus menahan diri untuk tidak membawa anjing itu.  Saat baru saja keluar dari toko, Nobita kembali masuk ke toko. Di tempat anjing tadi, ia memberikan makanan kepada anjing. Saat pulang dan masuk kamar, tiba-tiba anjing itu ada ...

Sinopsis Spongebob the movie: Halloween

Spongebob menghias rumahnya dengan kesan lucu ketika hari Hallowen. Saat bertemu dengan Patrick, dia bilang bahwa dia takut hantu, termasuk hantu bohongan. Kemudian, sahabat dekatnya tersebut menghiburnya bahwa menakutkan itu menggelikan. Sejak itu Spongebob selalu tertawa saat berkunjung ke tempat kerjanya sudah sudah dihias seseram mungkin dengan motif Plankton. Dia juga tertawa saat memasuki rumah Plankton yang dihias sedemikian rupa seperti Restoran Krabby Patty, tetapi dengan kesan horor. Hal itu berbeda dengan Patrick, bintang star ini merasa ketakutan, apalagi di rumah Plankton.  Spongebob dan Patrick juga mampir ke rumah Sandy. Seperti Restoran Krabby Patty dan rumah Plankton, Sandy juga membuat rumahnya terlihat horor. Yang paling horor adalah robot seram yang diciptakannya sendiri. Awalnya Spongebob dan Patrick ketakutan. Namun, kemudian Spongebob mengeluarkan suara tertawanya.  Di tempat Playing Dasmen, makhluk hantu dengan wujud bajak laut ini merasa senang melihat...